Sore hari yang indah.
Awan berbinar
Bertahtakan semburat sinar surya
Sedetik jua
Tak hendak terlewatkan
Di sore yang syahdu,
Terbalut gelisah dan sendu.
Tergerak rasaku
Untuk berjalan,
Bersama cintaku,
Menapaki taman hati
Kuncup bunga pudak
Mekar berkembang
Sedap nian dipandang
Menari melambai
Menanti,
Terbangnya para insani
Bersayap rajut mimpi
Yang tak terbeli
Sesekali dalam heningku
Ingin ku gamit tanganmu
Berjalan beriring
Menjejaki zamrud permadani
Menikmati senjakala
Hingga terpejam
Netra ayahanda adipati Karna
Dengan gandewa dalam genggamanku
Berbekal guawijaya di punggungku
Bersiap menebas
Dua puluh pundak angkara
Berlumuran nista
Biang keladi
Penyebab mata sembab
Dan Raibnya canda tawamu
Senja telah hilang,
Kini malam menjelang
Hujaman deras hujan
Dan tamparan Sang Dewa Bayu
Mengembalikan kesadaranku
Yang sejenak tertawan
Dalam rimba lamunan
Tanpa ada sebuah juntrungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar