Sabtu, 28 Juli 2012

Jiwa (prematur) yang Terlahir (kembali)

Senja telanjang merona merekah
Semburat surya renta gontai tergopoh
Sangkakala peraduan fana termuntah
Danyang gulita sayu terbelalak
Barisan megananda bajang terpejam
Menyalak, menyusu susu-susu sunyi
Hitam....
Kelam....
Legam....
Hitam yang malam
Kelambu sitinggil tribuwana
Tempat durjana jalang lari telanjang
Malam identitas semiotika vulgar
Pameran berjalan paha binal
Gelora gairah panas menggelinjang
Pejam lima indramu, pejamkan !
Hening ragamu, heningkan !
Cambuk nuranimu, cambuklah !
Tikam dan bunuh malammu yang abu
Malam itu hitam, hitam
Itulah malam yang hakiki
Terjagalah, dan ikuti arus hitam yang jalang
Namun tersimpan kejujuran yang polos
Yang gamblang terpampar dalam permadani pekat
Amati....
Pahami....
Hargai....
SELAMAT MALAM, MENTARI
#ini adalah rangkaian kata-kataku yang aku kutip dari tugas drama kelompokku di perkuliahan + judul yang aku tambah sendiri.

Rabu, 11 Juli 2012

Seikat Lembayung Kasih

Termangu di apit sela matangkep
Gulir kanan kiri si bola kerling
Payung berkerut berat kuasa
Datar dan sangat datar
Lambai melambai selendang selendang hijau
Bergumul tak henti menggurau
Sahabat di ujung barat kian sayu
Berwarnakan gradasi agung
Melangkah dan mulai berpijak
Dengan tubuh membelakangi kawannya
Tapi tatapan tak hendak selaras
Seringaian kuning gading
Tetap menyembul dan menyeruak nurani
Lembayung lembayung kasih
Bersuarakan nada nada senja
Semarak menyahut
Di setiap penjuru pertiwi
Perlahan mulai mengalir dingin
Arus damai yang pekat

Kamis, 22 Maret 2012

Sesuatu Di Antara Lipatan Malam


Bentang berbintang dirgantara
Terangkai bak permadani legam
Tersirat gurat-gurat kelabu
Merangkak satu demi satu

Terlihat berjalan berdampingan
Dewa Bayu dan Dewa Indra
Dan seketika itu juga
Mematahkan bilah bianglala

Sayup-sayup dalam senyap
Terdengar mereka saling merajut tawa
Menggelegar membuana
Bak auman serigala malam

Kolonial kelelawar binal
Seakan enggan untuk melanglang buana
Pastilah mereka begidik ngeri
Mendengar gurauan dari dua saudara sehati

Senin, 27 Februari 2012

Puting Beliung

Sejenak menerawang ke awang-awang
Sembari memerpanjang hela nafas
Perlahan memadamkan panca indra
Dan dimulailah perjalanan penuh tantangan

Terhamparlah samudera tak bertepi
Penuh jejak derap-derap imaji
Yang berkibar menari melambai
Seakan menyalib segenap nurani

Bulir-Bulir peluh membuat lidah kelu
Dalam keadaan yang serba kaku,
Ingin rasa untuk sesegera mungkin berjibaku
Dengan sang pengganggu kalbu

Dan hingga pada akhirnya
Gelagat jiwa raga kian terbata
Asa tak lagi berkuasa
Panji putih angkat bicara

Kamis, 26 Januari 2012

Liburan ?

Liburan telah berjalan beberapa hari, dan aku tidak merasakan sesuatu yang spesial. Setiap liburan pasti sama saja, sudah bisa ditebak apa-apa saja kegiatanku untuk mengarungi liburan ini. Dari zaman dahulu kala hingga kini, pasti itu-itu saja yang kulakukan, kalau ga nglayab sama temen-temen ya tidur sepanjang waktu.

Walaupun terkadang bosan, tapi aku tetap senang di saat-saat liburan seperti ini. Selain aku bisa memperpanjang durasi tidurku, aku juga bisa kongkow-kongkow sepuasnya bersama teman-temanku. Tidak melulu nongkrong di warung kopi, dan berwisata saja. Kami juga rajin futsal demi menjaga kebugaran tubuh yang terlihat letoy di liburan ini.

Disamping rasa senangku bisa berkumpul dengan rekan-rekan sejawatku, ada suatu hal yang sedang mendera batinku. Yap, liburan membuatku tidak produktif dan tidak punya inspirasi untuk menulis. Mungkin kalau di ibaratkan, aku seperti beruang yang sedang melalui fase hibernasi. Gairah menulisku hilang untah kemana, bahkan untuk sekedar bermain kata-kata pun aku merasa enggan.

Kembalilah hai gairahku,
Pulanglah inspirasiku.
Jangan kau siksa aku seperti ini.
Jiwaku jadi tak berisi

Payah
Hambar
Pasif,
dan tidak komunikatif.
Arrrrrgggghhh :@

Selasa, 17 Januari 2012

Sekedar Pengantar Sebuah Kisah Hambar

Diam dan terus diam.
Walaupun diam itu kelam,
dan sungguh mencekam.
Batu hitam akan tetap terdiam.

Apalah arti bertutur kata,
jikalau hanya bualan semata.
Ibarat kelopak raflesia,
Tampak bagus,
tapi menyayat indra pengendus.

Diam dan diam
Diam diam aku memeram,
Selaksa hasrat terpendam,
Selayak kuncup yang masih terbungkam.

Cobalah tuk mengeja
sesuatu yang selalu tersirat,
tersembunyi dalam setiap gelagat
dan terefleksikan secara sederhana
dalam sajak bisu seorang tuna

Larutlah dalam cair polahku,
yang mungkin sedikit kaku
Maka perlahan akan terkuak.
dahana yang selalu begejolak
dalam sekam sanubari terdalam.

Minggu, 15 Januari 2012

Salah Kaprah

Inilah aku.
Dengan berbagai problematika,
Berbagai kebodohan,
Sejuta canda tawa,
Dan selaksa kekecewaan

Sejauh apapun aku berlari,
Mencoba menghindari,
Rajut gejolak dalam diri.
Tak sanggup aku memungkiri.

Bersama mega-mega merah
Merekah dengan indah.
Lirih merintih batinku,
Mecoba merengkuh bunga bakung,
Yang tumbuh subur di dalam kalbu.

Dalam keterbatasan,
Di tengah ketidakmampuan.
Dengarlah seruanku.
Oh adindaku,
Aku sungguh rindu.

Jumat, 13 Januari 2012

Aftermath - Reclaim The Quds

Bullet pierces through that little rounded cap
Penetrates into the brain where heresy lies
Blade swings in the air as lightning strikes
Beheading thy traitors as they beg for life

Blame your fathers for what you are now:
Scattered flesh rotting on this ground
The gate of ours is open wide
Welcoming the march of true inheritors

And the sun is shining back to life!

The grand homecoming, re-own this holy land
The great ascending, rebuild the lost empire

There unleashed a lion craving for your souls
Winning’s just the beginning, this war is endless
Now above this disarray
A kingdom will be built in this realm
No more threat, no more fear
When we reclaim the Quds

Blame your fathers for what you are now:
Scattered flesh rotting on this ground
The gate of ours is open wide
Welcoming the march of true inheritors
Rebuild the lost empire!

Nemesis - About Eve

We are definitely lost
In every oxygen she’s breathe
Each moment they love
Every single life she lives
Every second we spend wherever we land 2x

(Bridge)
So get out of me, ‘cause you don’t know anything
Won’t give you a chance to make me dying well

(Chorus)
We just keep replying
Standing and falling
Will this rusty iron forget this fabric?

(Refrain)
And I’m the one who blame you now
The hypocrite she will dead tonight
And I’m the one who will kill you now
The hypocrite she goes down tonight

Beside - New Colony

I can’t control my self,
Trying to a wake from a nightmares
When everyone seem underestimate me
Sometimes I fell alone between a people.
What you gonna do with me
You’re the crazy bastard to consumed by hate

We are a new blood, we are a new breathe
We are the new colony,
Burning me, you can’t stop us!!

I’ll to make my oath on the wall
In the name of my life
This time I will pay what you have done
This is a new day

We are a new blood, we are a new breathe
We are the new colony,
Burning me, FUCK YOU.. Our name is BESIDE !!

Song :
I can burn my own blood
I can stand alone
Finally I found the light
Forever I’ll keep my own life’s

This is our power

Ironis

Saudara-saudari sekalian, aku akan sedikit bercerita. Seperti ini ceritanya.

Di saat aku sedang seru dengan komik yang sedang ku baca, tiba-tiba temanku lewat di depan kamar kosanku, dan dengan santainya dia menyapaku, akupun menyapa balik. Diapun berlalu begitu saja. Selang beberapa detik kemudian tiba-tiba dia kembali di depan congor pintuku. Dengan enaknya dia bertanya padaku, sebuah pertanyaan yang sama sekali tidak lucu, tapi mampu membuatku tertawa. Seperti ini pertanyaan si tengil itu.

Si tengil : Sedino utuh kok ndekem ning kamar ae. Ga pacaran to kowe ? Pacarmu jaken rene ben ra Hola-holo dewe. ( Seharian penuh kok cuma sembunyi di kamar. Ga pacaran ? Ajakin sini tuh pacarmu, biar ente ga sendiri kaya orang ilang. )
Aku : Hehehehe ( tertawa dengan ekspresi wajah datar sedatar-datarnya. )

Dan diapun berlalu begitu saja bagai mahluk yang tak pernah terjamah dosa.
Hatiku yang lemah sebenarnya juga ikut menjawab saat ia bertanya padaku.
Begini jawabannya.

Hati kecilku yang lembut : KAMPPPPPRRREEEEETTTTTT !!!!!!!!! 

Andai aku hidup di dunia kartun, pasti akan berevolusi jadi seperti ini :

  1. Muncul dua tanduk kecil di kepalaku.
  2. Sepasang taring mungil menyeruak di mulutku.
  3. Rambutku jadi panjang bak gadis iklan shampo, tapi gimbal penuh kutu dan lalat
  4. Telingaku meruncing.
  5. Mataku merah kaya' orang kena belek
  6. Badanku jadi kekar seperti ade rai
  7. Ekor sun go kong mulai tumbuh.
  8. Sayap burung blekok juga ikut tumbuh
  9.  Dan akupun menggegam trisula yang lebih mirip garpu
  10. Tak lupa suaraku jadi lebih seram, seseram ketika aku sedang melihat sosok di cermin ketika aku sedang bercermin
Lengkap sudah transformasiku. Tapi alangkah terkejutnya daku, tiba-tiba muncul sosok peri kecil yang bersayap dua pasang. Diapun mengutarakan dua patah kata padaku :

Peri kecil : WOLES BRAY !

Dan peri itupun mati seketika kena gampar tanganku, karena dia ternyata seekor laron yang sedang mencoba menyeruak masuk ke telingaku.

Akupun perlahan tersadar kembali dari sosok iblisku tadi, dan aku mencoba untuk berdiri melangkah untuk satu hal yang lebih penting. Ya, aku punya satu hal penting saat ini,

Aku harus bangkit, dan mencoba untuk melangkah keluar dari kamarku, lalu pergi cari makan. Ya, aku ternyata lapar saudara. Itu adalah hal penting yang harus segera dilaksanakan. Saatnya mengisi perut.

Aku Bertanya, Siapa Yang Menjawab ?

Ada apa denganku ?
Kenapa aku gundah ?
Mengapa pikiranku kalut seperti ini ?
Apakah semua yang aku lakukan salah ?
Bagaimana ini ?
Sampai kapan mendung ini terus bergelayut di kepalaku ?
Apakah ini baik untuk kelangsungan hidupku kelak ?

Aku speechless.
Hahh.
Dan aku terdiam sejenak.
Mencoba tenang.
Hmmm, aku mulai menghela nafass
Fiuuuhhhh...
Dan pada akrirnya aku terbatuk-batuk karena telalu panjang ku hela nafasku.
Benar-benar tipikalku
BODOH.

Jumat, 06 Januari 2012

Senjakala Di Taman Surgawi

Sore hari yang indah.
Awan berbinar
Bertahtakan semburat sinar surya
Sedetik jua
Tak hendak terlewatkan

Di sore yang syahdu,
Terbalut gelisah dan sendu.
Tergerak rasaku
Untuk berjalan,
Bersama cintaku,
Menapaki taman hati

Kuncup bunga pudak
Mekar berkembang
Sedap nian dipandang
Menari melambai
Menanti,
Terbangnya para insani
Bersayap rajut mimpi
Yang tak terbeli

Sesekali dalam heningku
Ingin ku gamit tanganmu
Berjalan beriring
Menjejaki zamrud permadani
Menikmati senjakala
Hingga terpejam
Netra ayahanda adipati Karna

Dengan gandewa dalam genggamanku
Berbekal guawijaya di punggungku
Bersiap menebas
Dua puluh pundak angkara
Berlumuran nista
Biang keladi
Penyebab mata sembab
Dan Raibnya canda tawamu

Senja telah hilang,
Kini malam menjelang
Hujaman deras hujan
Dan tamparan Sang Dewa Bayu
Mengembalikan kesadaranku
Yang sejenak tertawan
Dalam rimba lamunan
Tanpa ada sebuah juntrungan.

Kamis, 05 Januari 2012

Tentang Rambut

Rambutku adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Kami berdua sangat akrab, tak kan terpisahkan oleh ruang dan waktu. Bermain di setiap hari. Menari di dalam hembus angin. Mandi di terik surya. Bercengkerama dengan rintik hujan, semua kami lakukan bersama dan kami bahagia sejahtera.

Satu inginku yang belum terealisasikan hingga kini, yaitu aku ingin rambut ini tumbuh panjang. Hal yang susah. Bukan karena rambut ini malas tumbuh atau rambutku kuntet, tapi hanya karena aku tidak sabaran melalui setiap proses tumbuh kembang rambutku. Baru panjang sebentar, pasti aku berkeinginan unruk memangkasnya, dan itu terjadi secara kontinyu. Satu hal yang terfikir setelah aku potong, sebuah penyesalan. Sungguh ironis.

Pada saat rambutku memasuki tahap paling gondrong dalam hidupku, timbul sebuah pro dan kontra. Bosku di rumah sering menyindir kegondronganku, kakakku juga tampak kurang suka dengan keadaan rambutku yang seperti itu. Tapi alangkah beruntungnya hidupku, karena ada seorang dan satu-satunya yang suka akan penampilanku, dia adalah ibukku. I love ibuk, muahhh.

Ada satu kejadian menarik yang berkaitan dengan rambutku. Kejadiannya terjadi pada saat aku masih tinggal di jogja. Begini ceritanya.
Suatu malam di jogja, aku sedang keluar bersama teman-teman untuk mengisi perut kami yang sudah melilit. Kami makan di sebuah warung yang menjual nasi goreng. Setalah makan, tiba saatnya untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah masuk dalam perut kami ( bayar ). Setelah teman-temanku selesai membayar, tibalah giliranku. ketika sedang bertransaksi dengan si penjual, kejadian itu dimulai. seperti inilah percakapanku denngan si penjual yang sudah saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia :

aku : sudah buk
penjual : iya, apa saja tadi yang di pesan ?
aku : nasi goreng, kerupuk 2, tambah es jeruk. berapa semua ?
penjual : jadi semua sepuluh ribu MBAK.

Aku terhenyak untuk beberapa saat. Coba bayangkan. Kalian adalah seorang mas-mas, dan kalian dipanggil mbak oleh wanita yang sudah tidak mbak-mbak lagi! Miris hati ini. Apa iya aku seperti mbak-mbak ?? Sebuah pertanyaan besar dalam hidup.

Sekian.