Jumat, 13 Januari 2012

Ironis

Saudara-saudari sekalian, aku akan sedikit bercerita. Seperti ini ceritanya.

Di saat aku sedang seru dengan komik yang sedang ku baca, tiba-tiba temanku lewat di depan kamar kosanku, dan dengan santainya dia menyapaku, akupun menyapa balik. Diapun berlalu begitu saja. Selang beberapa detik kemudian tiba-tiba dia kembali di depan congor pintuku. Dengan enaknya dia bertanya padaku, sebuah pertanyaan yang sama sekali tidak lucu, tapi mampu membuatku tertawa. Seperti ini pertanyaan si tengil itu.

Si tengil : Sedino utuh kok ndekem ning kamar ae. Ga pacaran to kowe ? Pacarmu jaken rene ben ra Hola-holo dewe. ( Seharian penuh kok cuma sembunyi di kamar. Ga pacaran ? Ajakin sini tuh pacarmu, biar ente ga sendiri kaya orang ilang. )
Aku : Hehehehe ( tertawa dengan ekspresi wajah datar sedatar-datarnya. )

Dan diapun berlalu begitu saja bagai mahluk yang tak pernah terjamah dosa.
Hatiku yang lemah sebenarnya juga ikut menjawab saat ia bertanya padaku.
Begini jawabannya.

Hati kecilku yang lembut : KAMPPPPPRRREEEEETTTTTT !!!!!!!!! 

Andai aku hidup di dunia kartun, pasti akan berevolusi jadi seperti ini :

  1. Muncul dua tanduk kecil di kepalaku.
  2. Sepasang taring mungil menyeruak di mulutku.
  3. Rambutku jadi panjang bak gadis iklan shampo, tapi gimbal penuh kutu dan lalat
  4. Telingaku meruncing.
  5. Mataku merah kaya' orang kena belek
  6. Badanku jadi kekar seperti ade rai
  7. Ekor sun go kong mulai tumbuh.
  8. Sayap burung blekok juga ikut tumbuh
  9.  Dan akupun menggegam trisula yang lebih mirip garpu
  10. Tak lupa suaraku jadi lebih seram, seseram ketika aku sedang melihat sosok di cermin ketika aku sedang bercermin
Lengkap sudah transformasiku. Tapi alangkah terkejutnya daku, tiba-tiba muncul sosok peri kecil yang bersayap dua pasang. Diapun mengutarakan dua patah kata padaku :

Peri kecil : WOLES BRAY !

Dan peri itupun mati seketika kena gampar tanganku, karena dia ternyata seekor laron yang sedang mencoba menyeruak masuk ke telingaku.

Akupun perlahan tersadar kembali dari sosok iblisku tadi, dan aku mencoba untuk berdiri melangkah untuk satu hal yang lebih penting. Ya, aku punya satu hal penting saat ini,

Aku harus bangkit, dan mencoba untuk melangkah keluar dari kamarku, lalu pergi cari makan. Ya, aku ternyata lapar saudara. Itu adalah hal penting yang harus segera dilaksanakan. Saatnya mengisi perut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar